PERKEMBANGAN INTELEK DAN BAKAT KHUSUS REMAJA
Disusun OLEH
WAHIDAYANTI
PENDIDIKAN EKONOMI / PENDIDIKAN ADMINISTRASI NIAGA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2012
KATA PENGANTAR
BISMILLAHIRRAHMANI
RAHIM
Puji
syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan
MAKALAH yang berjudul “ PERKEMBANGAN
INTELEK DAN BAKAT KHUSUS REMAJA “ ini. Adapun dibuatnya Makalah ini dengan
maksud untuk mengetahui perkembangan intelek
dan bakat khusus, serta impliksinya dan cara pengembangannya . Kesulitan
dan hambatan –hambatan kerap menghampiri , namun kesemuanya itu tidak menjadi
penghalang bagi penulis, bahkan menjadi
pengalaman serta motivasi untuk bekerja
semaksimal mungkin.
Tim
Penulis menyadari bahwa dengan
selesainya penulisan makalah ini, tim penulis tidak hanya bekerja dengan usaha
kami sendiri, namun banyak kalangan yang memberikan konstribusi baik langsung
maupun tidak langsung. Untuk itu tim penulis menyampaikan banyak terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada dosen penganta bisnis UNHALUDDUN.S.Pd yang telah memberikan
bimbingannya,dan teman-teman yang telah memberikan dukungan moril dan moralnya.
Tim
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu
saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan.
MAKASSAR,29
MARET 2012
Tim
penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
……...…………………………………………………. i
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………1
A . Latar
belakang ………………………………………...1
B . Rumusan
masalah ……………………………………..1
BAB
II PEMBAHASAN …………………………………………….10
BAB
III PENUTUP…………..…………………………………….... 11
3.1. Kesimpulan ……………………………………………11
3.2. Saran …………………………………………………..12
DAFTAR
PUSTAKA …………………………………………………13 BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Merupakan kenyataan yang berlaku dimana-mana bahwa manusia
berbeda satu sama lain dalam berbagai hal ,antara lain dalam intelegensi
,bakat,minat ,kepribadian ,keadaan jasmani dan perilaku soaial.Ada kalanya seseorang lebih cekatan dalam suatu bidang
kegiatan di bandingkan dengan orang lan.Dalam bidang tertentu ia mungkin
menunjukkan keunggukan dibandingkan dengan orang lain.
Perkembangan intelektual sering juga di kenal di dunia
psikologi maupun pendidikan dengan istilah perkembangan kognitif.Perkembangan
kognitif manusia merupakan proses psikologis yang di dalamnya melibatkan proses
memperoleh , menyusun, dan menggunakan pengetahuan ,serta kegiatan mental
seperti berfikir,menimbang,mengamati,mengingat,menganalisis ,mengevaluasi ,dan
memecahkan persoalan yang berlangsung melalui interaksi dengan lingkungan.
Bakat mengandung
makna kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu pengembangan dan
latihan lebih lanjut .kemampuan mengandung makna sebagai daya untuk melakukan
sesuatu .kapasitas seringkali disinonimkan dengan kemampuan.bakat merupakan
potensi yang masih memerlukan ikhtiar pengembangan dan latihan secara serius
dan sistematis agar dapat terwujud.
B. RUMUSAN
MASALAH
Bertolak dari
latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah yaitu :
1.
Menjelaskan Pengertian intelek dan bakat ?
2.
Menyebutkan tahap-tahap dan karakteristik perkembangan
intelek ?
3.
Menyebutkan jenis-jenis bakat khusus ?
4.
Menjelaskan hubungan intelek dengan tingkah laku
?
5.
Mendeskripsikan hubungan bakat dengan prestasi ?
6.
Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan intelek dan bakat khusus?
7.
Mendeskripsiakan perbedaan individu dalam
perkembangan intelek dan bakat khusus?
8.
Menjelaskan upaya pengembangan intelek dan bakat
khusus remaja dan implikasinya bagi pendidikan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PERKEMBANGAN INTELEK
Perkembangan
intelek sering juga dikenal di dunia psikolog maupun pendidikan dengan istilah
perkembangan kognitif. Berbicara mengenai perkembangan intelek atau kognitif,
seringkali tidak dapat di pisahkan dari seorang pelopor psikologi yang bernama Jean Piaget. Dia memang
merupakan seorang ahli psikologi yang memberikan sumbangan sangat besar
terhadap dunia psikologi kognitif/berpikir. Hasil penelitian dan temuan-temuan
penelitian Jean Piaget yang dilakukan secara serius terhadap tiga orang anaknya
secara longitudinal bertahun-tahun,
sampi saat ini masi menguasai psikologi pendidikan yang membahas perkembangan
intelek atau perkembangan berpikir manusia. Piaget-lah ahli psikiologi yang
mempelopori pembahasan berpikir manusia dengan menyusun tahap-tahapan atau tingkatan berfikir manusia sehinnga
dapat diketahui kemampuan berfikir manusia sesuai dengan perkembangan umur
mereka.
Perkembamgan kognitif merupakan proses psikologis yang di
dalamnya melipatkan proses memperoleh, menyusun, dan menggunakan pengetahuan,
serta kegaitan mental seperti berfikir, menimbang, mengamati, mengingat,
menganalisis, mensisntesis, mengevaluasi, dan memecahkan persoalan yang
berlangsung melaui interaksi dengan lingkungan
Jean Piaget tidak sependapat dengan pandangan yang
mengatakan bahwa kecerdasan adalah
factor bawaan yang berarti manusia tinggal menerima perbedaan-perbedaan yang
ada. Pandangan yang seperti ini akan membawa pengaruh kurang positif atau
bahkan negatif terhadap proses pendidikan dan upaya pengembangan kemampuan
berpikir anak.
Berdasarkan penelitiannya yang dilakukan secara serius
dengan cara mengobservasi secara partisipan dalam jangka waktu yang lama, Jean
Piaget mendapati bahwa anak pada umur tertentu mengalami kesulitan untuk
mengerti hal-hal yang sederhana. Misalnya, seorang anak kecil ternyata
mengalami kesulitan untuk mememahami mengapa air yang banyaknya sama apabila di
tuangkan dari gelas pendek besar kegelas tinggi kecil ternyata hasilnya sama
dan tidak tumpah.
1. PENGERTIAN
INTELEK
Istilah intelek berasal dari bahasa Inggris
intellect yang menurut Chaplin (1981)
diartikan sebagai:
1. Proses
kognitif, proses berpikir, daya menghubungkan, kemampuan menilai, dan kemampuan
mempertimbangkan.
2. Kemampuan
mental dan inteligensi
Menurut Mahfudin Shalahudin ( 1989 )
dinyatakan bahwa “intelek” adalh akal budi atau inteligensi yang berarti
kemampuan untuk meletakkan hubungan dari proses berpikir. Selanjutnya,
dikatakan bahwa orang yang intelligent adalah
orang yang dapat menyelesaikan persoalan dalam waktu yang lebih singkat, memahami masalahnya lebih cepat dan
cerma, serta mampu bertindak cepat.
Istilah inteligensi, semula berasal
dari bahasa latin intelligere yang
berarti menghubunkan atau menyatukan satu sama lain (Bimo Walgito, 1981).
Menurut William Stern, salah satu pelopor dalam penelitian inteligensi,
mengatakan bahwa inteligensi adalah kemampuan untuk menggunakan secara tepat
alat-alat bantu dan pikiran guna menyesuaikan diri terhadap tuntutan-tuntutan
baru (Kartini Kartono, 1984). Sedangkan Leis Hadison Terman berpendapat bahwa
inteligensi adalah kesanggupan untuk belajar secara abstrak (Patty F, 1982).
Disini Terman membedakan antara concrete
ability, yaitu kemampuan yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat
kongkret dan abstract ability, yaitu
kemampuan yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat abstark. Orang
dikatakan inteligent, menurut Terman, jika orang tersebut mampu berpiki abstrak
dengan baik.
Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa pengertian intelek tidak berbeda dengan pengertian
inteligensi yang memiliki arti kemampuan untuk melakukan abstraksi, serta berpikir logis dan cepat
sehingga dapat bergerak serta menyesuaikan diri terhadap situasi baru.
Jean Piaget mendefinisikan intellect adalah akal budi berdasarkan
aspek-aspek kognitifnya, khususnya proses berpikir yang lebih tinggi (Bybee dan
sund 1982). Sedangkan intelligence atau
inteligensi menurut Jean Piaget diartikan sama dengan kecerdasan, yaitu seluruh
kemampuan berpikir dan nertindak secara adaptif, termasuk kemampuan mental yang
kompleks seperti berpikir, mempertimbangkan, menganalisis, mensintesis,
mengevaluasi, dan menyelesaikan persoalan-persoalan. Jean Piaget mengatakan
bahwa inteligensi adalah seluruh kemungkinan koordinasi yang memberi struktur kepada tingkah laku suatu organisme sebagai adaptasi mental terhadap
situasi baru. Dalam arti sempit, inteligensi seringkali diartikan sebagai
inteligensi operasional, termasuk pula tahapan-tahapan yang sejak dari periode sensorimotoris sampai dengan operasional
formal.
2. TAHAPAN PERKEMBANGAN INTELEK/KOGNITIF
Jean Piaget (Bibee dan Sund,
1982) membagi perkembangan kognitif/intelek menjadi empat tahapan sebagai
berikut:
1.
Tahap
Sensory-Motoris
Tahap ini dialami pada usia
0-2 tahun. Pada tahap ini, anak berada dalam suatu masa pertumbuhan yang
ditandai oleh kecendrungan-kecendrungan sensori-motoris yang sangat jelas.
Segala perbuatan merupakan perwujudan dan merupakan proses pematangan
sensori-motori tersebut.
Menurut
Piaget (Bibee dan sund, 1982: 27), pada tahap ini interaksi anak dengan
lingkungannya, termasuk orang tuanya, terutama dilakukan melalui perasaan dan
otot-ototnya. Interaksi ini terutama diarahkan oleh sensasi-sensasi dari
lingkungannya. Dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya, termasuk juga
dengan orang tuanya, anak mengembangkan kemampuannya untuk mempersepsi,
melakukan sentuhan-sentuhan, melakukan berbagai gerakan, dan secara
perlahan-lahan belajar mengoordinasikan tindakan-tindakannya.
2.
Tahap
Praoprasional
Tahap ini berlangsung pada usia 2-7 tahun.
Tahap ini disebut juga tahap intuisi sebab perkembangan kognitifnya
memperlihatkan kecenderungan yang di tandai oleh suasana intuitif. Artinya,
semua perbuatan rasionalnya tidak didukung oleh pemikiran tetapi oleh unsur perasaan,
kencenderungan alamiah, sikap-sikap yang diperoleh dari orang-orang yang
bermakna, dari lingkungan sekitarnya.
Pada tahap ini, menurut Piaget (Bibee dan
Sund, 1982: 29), anak sangat bersifat egosentris sehingga seringkali meengalami
masalh dalam berinteraksi dengan lingkungannya, termasuk dengan orang tuanya.
Dalam berinteraksi dengan orang lain, anak cenderung sulit untuk dapat memahami
pandangan orang lain dan lebih banyak mengutamakan pandangannya sendiri. Dalam
berinteraksi lingkungannya, ia masi sulit untuk membaca kesempatan atau
kemungkinan-kemungkinan karena masi punya anggapan bahwa hanya ada satu
kebenaran atau peristiwa dalam setiap situasi.
Pada tahap ini, anak tidak selalu ditentukan
oleh pengamatan indrawi saja, tetapi juga pada intuisi. Anak mqmpu menyimpang
kata-kata serta menggunakannya terutama yang berhubungan erat dengan kebutuhan
mereka. Pada masa ini anak siap untuk
belajar bahasa, membaca, dan menyanyi. Ketika kita menggunakan bahasa yang
benar untuk berbicara pada anak, akan mempunyai akibat sangat baik pada
perkembangan bahasa mereka. Cara belajar yang memegang peran pada tahap ini
adalah intuisi. Intuisi membebaskan mereka berbicara semaunya tampa
menghiraukan pengalaman kongkret dan opaksaan dari luar. Sering kali kita lihat
anak berbicara sendiri dengan benda-benda yang ada di sekitarnya, misalnya
pohon, anjing, kucing, dan sebagainya, yang menurut mereka benda-benda tersebut
dapat mendengar dan berbicara. Peristiwa seperti ini dapat melati anak
menggunakan kekayaan bahasanya. Piaget menyebut tahap ini sebagai collective monologue, pembicara yang
egosentris yang sedikit hubungan dengan orang lain.
3.
Tahap
Operasional Kongkret
Tahap ini berlangsung antara usia 7-11
tahun. Pada tahap ini, anak mulai menyesuaikan diri dengan realitas kongkret
dan mulai berkembang rasa ingin tahunya. Pada tahap ini, menurut Piaget (Bibee
dan Sund, 1982), interaksinya dengan lingkungan, termasuk dengan orang tuanya,
suda semakin berkembang dengan baik karena sifat egosentirisnya sudah semakin
berkurang, anak suda dapat mengamati, menimbang, mengevaluasi, dan menjelaskan
pikiran-pikiran orang lain dalam cara-cara yang kurang egosentris dan lebih
objektif.
Pada tahap ini juga anak suda memahami hubungan fungsioal karena mereka sudah
menguji coba suatu permasalahan. Cara berpikir anak yang masi bersifat kongkret
menyebabkan mereka belum mampu menangkap yang abstrak atau melakukan abstraksi
tentang sesuatu yang kongkret. Disini sering terjadi kesulitan antara orang tua
dan guru. Misalnya, orang tua ingin menolong anak untuk mengerjakan pekerjaan
rumah, tetapi memakai cara yang berbeda dengan cara yang dilakukan oleh guru
sehingga anak tidak setuju. Sementara seringkali anak lebih percaya apa yang
dikatakan oleh gurunya ketimbang orang tuanya. Akibatnya kedua cara tersebut
baik yang diberikan oleh guru maupun orang tuanya sama-sama tidak dimengerti
oleh anak.
4.
Tahap
Operasional Formal
Tahap ini dialami oleh anak pada usia 11
tahun ke atas. Pada masa ini, anak telah mampu mewujudkan suatu keseluruhan
dalam pekerjaanya yang merupakan hasil dari berpikir logis. Aspek perasaan dan
moralnya juga telah berkembang sehingga dapat mendukun penyelesaian
tugas-tugasnya.
Pada tahap ini, menurut Piaget, interaksinya
dengan lingkungan sudah sangat luas, menjangkau banyak teman sebayanya bahkan
berusaha dapat berinteraksi dengan orang dewasa. Kondisi seperti ini tidak
jarang menimbulkan masalah dalam interaksinya dengan orang tuanya. Namun secara
diam-diam mereka sebenarnya mengharap perlindungan dari orang tuanya karena belum
sepenuhnya memenuhi kebutuhan dirinya sendiri. Jadi, pada tahp ini ada semacam
tarik-menarik antara ingin bebas dan ingin di lindungi.
Karena pada tahap ini anak sudah mulai mampu
mengembangkan pikiran normalnya, mereka juga mampu mencapai logika dan rasio
serta dapat menggunakan abstraksi. Arti simbolik dan kiasan dapat di mengerti.
Melibatkan mereka dalam suatu kegiatan akan memberi suatu akibat positif bagi
perkembangan kognitifnya. Misalnya, menulis puisi, lomba karya ilmiah, lomba
menulis cerpen dan sejenisnya.
3. HUBUNGAN INTELEK DENGAN TINGKAH LAKU
Inteligensi menurut Piaget merupakan peryataan
dari tingkah laku adaptif yang terarah kepada kontak dengan lingkungan dan
kepada penyusunan pemikiran (Bybee dan Sund,1982). Piaget memposisikan subjek sebagai
pihak yang aktif dalam interaksi adaptif antara organisme atau terjadi hubungan
dialektis antara organisme dan lingkungannya. Apa yang dikatakan oleh Piaget
ini kenyataannya memang benar, sebab organisme tidak pernah terpisah dari
lingkungannya dan juga tidak semacam penerima yang pasif. Intelektual antara
organisme dengan lingkungannya lebih bersaifat interaksi timbal balik. Hanya
dalam bentuk interaksinya juga, setiap perubahan tingkah laku adalah merupakan
hasil dialektis pengaruh timbal balik antara organisme dengan lingkungannya.
Karena pandangannya yang demikian itu,teori Piaget tentang intelegasi atau
kognitif disebut juga dengan teori interaksionisme.
Piaget
memiliki pandangan bahwa setiap organisme memilki kecenderungan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Yang dapat diketahui berkat 2 proses
yang saling mengisi yaitu asimilasi dan akomodasi. Karena kemampuan
mengakomodasi struktur kognitifnya sehingga objek yang baru itu dapat ditangkap
dan dipahami secara memadai. Asimilasi
addalah suatu proses individu memasukkan dan menggabungkan
pengalaman-pengalaman dengan struktur sikologis pada diri individu dengan
istilah skema yang berarti kerangka
mental individu yang digunakan untuk menafsirkan segala sesuatu yang dilihat
dan didengarnya. Skema mampu menyusun pengamatan-pengamatan dan tingkah laku
sehingga terjadilah suatu rangkaian tindakan fisik dan mental untuk memahami
lingkungannya. Oleh sebab itu, skema harus diubah, diperluas, dan disesuaikan
dengan fakta-fakta yang memadai. Proses
penyesuain skema dengan fakta-fakta melalui pengalaman-pengalaman baru
dikenal dengan istilah akomodasi. Dengan demikian proses akomodasi dengan
asimilasi merupakan 2 proses berlawanan. Jika dalam asimilasi proses yang
terjadi adalah menyesuaikan pengalaman-pengalaman baru yang diperolehnya dengan
struktur skema yang ada diri individu, sedangkan akomodasi merupakan proses
penyesuaian skema dalam diri individu dengan fakta-fakta baru yang diperoleh
melalui pengalaman dari lingkungannya.
4. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN INTELEK/KOGNITIF
Intelegensi
pada masa remaja tidak mudah di ukur
,karena tidak mudah terlihat kecepatan perkembangan kemampuan tersebut.pada
umumnya umur 3 – 4 tahun pertama menunjukkan perkembangan kemampuan yang hebat ,selanjutnya akan terjadi
perkembangan teratur.Pada masa remaja kemampuan untuk mengatasi masalah yang
majemuk bertambah.pada masa awal remaja ,kira-kira pada umur 12 tahun ,anak
berada pada masa yang di sebut masa operasional formal (berfikir abstrak ) .
Berfikir operasional formal mempunyai dua sifat yang penting ,yaitu :
a. Sifat
deduktif – hipotesis
Dalam menyelesaikan suatu masalah
,seorang remaja akan mengawalinya dengan pemikiran teoritik . ia menganalisis
masalah dam nengajukan cara-cara penyelesaian hipotesis yang mungkin.pada
dasarnya pengajuan hipotesis itu menggunakan cara berfikir induktif di samping
deduktif ,oleh sebab itu sifat berfikir ini sebenarnya mencakup deduktif-
induktif – hipotesis .Atas dasar analisnya ,ia membuat suatu strategi penyelesain
.Analisis teoretis dapat di lakukan secara verbal.anak lalu mengajukan pendapat
– pendapat atau prediksi tertentu ,yang
disebut juga proposisi-proposisi,kemudian mencari hubangan antara proposisi
yang berbeda-beda tadi . Berhubungan dengan itu maka berfikir operasional juga
di sebut proposional.
b. Berfikir
operasional juga berfikir kombinatoris
Sifat ini merupakan kelengkapan sifat
yang pertama dan berhubungan dengan cara bagaimana melakukan analisis.misalnya,anak
diberi lima buah gelas berisi cairan tertentu.suatu kombinasicairan ini membuat
cairan tadi berubah warna.anak ini di minta untuk mencari kombinasi ini.
Jadi, dengan
berfikir operasional formal memungkinkan orang untuk mempunyai tingkah laku
problem solvin yang betul-betul ilmiah serta memungkinkan untuk mengadakan
pengujian hipotesis dengan variable-variabel tergantung yang mungkin ada
.Berfikir abstrak atau formal operation ini merupakan cara berfikir yang
bertalian dengan hal-hal yang tidak dilihat dan kejadian-kejadian yang tidak
langsung di hayati.
Cara berfikir terlepas dari tempat dan
waktu ,dengan cara hipotesis ,deduktif yang sistematis ,tidak selalu dicapai
oleh semua remaja.tercapai atau tidak tercapainya cara berfikir ini tergantung
pada tingkat intelegensi dan kebudayaan sekitarnya.seorang remaja yang dengan
kemampuan intelegensi terletak dibawah normal atau nilai IQ kurang dari 90,
tidak akan mencapai taraf berffikir yang abstrak.
5. FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERKEMBANGAN INTELEK KOGNITIF
1. Faktor
Hereditas
Semenjak dalam kandungan ,anak telah
memiliki sifat-sifat yang menentukan daya kerja intelektualnya.secara potensial
anak telah membawa kemungkinan,apakah akan
menjadi kemampuan berfikir setaraf normal,di atas normal,atau di bawah
normal.Namun, potensi tidak akan berkembang
atau terwujud secara optimal apbila lingkungan tidak member kesempatan
untuk berkembang . oleh karena itu ,peranan lingkungan sangat menentukan
perkembangan intelektual anak.
2. Faktor lingkungan
Ada dua unsur lingkungan yang sangat
penting peranannya dalam memengaruhi perkembangan intelek anak ,yaitu keluarga
dan sekolah
a. Keluarga
Intervensi yang
paling penting dilakukan oleh keluarga atau orang tua adalah memberikan
pengalaman kepada anak dalam berbagai bidang kehidupan sehingga anak memiliki
informasi yang banyak yang merupakan alat bagi anak untuk berfikir.Cara-cara
yang digunakan ,misalnya memberikan kesempatan kepada anak untuk merealisasi
ide-idenya ,menghargai ide-ide tersebut ,memuaskan dorongan keingintahuan anak
dengan jalan seperti ini menyediakan bacaan ,alat-alat keterampilan ,dan
alat-alat yang dapat mengembangkan daya kreativitas anak.Memberi kesempatan
atau pengalaman tersebut akan menuntut perhatian orang tua.
b. Sekolah
Sekolah adalah
lembaga formal yang diberi tanggung jawab untuk meningkatkan perkembangan anak
termasuk perkembangan berfikir anak .Dalam hal ini ,guru hendaknya menyadari
bahwa perkembangan perkembangan intelektual anak terletak di tangannya.Beberapa
cara di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Menciptakan
interaksi atau hubungan yang akrab dengan peserta didik.
2. Memberikan
kesempatan kepada para peserta didik untuk berdialog dengan orang-orang yang
ahli dan berpengalaman dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan ,sangat menunjang
perkembangan intelektual anak.
3. Menjaga
dan meningkatkan pertumbuhan fisik anak,baik melalui kegiatan olahraga maupun
menyediakan gizi yang cukup, sangat penting bagi perkembangan berfikir peserta
didik.
4. Meningkatkan
kemampuan berbahasa peserta pendidik
,baik melalui media cetak maupun dengan menyediakan situasi yang memungkinkan
para peserta didik berpendapat atau
mengemukakan ide-idenya .
6. PERBEDAAN INDIVIDU DALAM PERKEMBANGAN
INTELEK / KOGNITIF
Secara
hereditas ,individu memilki potensi yang dapat menyebabkan perbedaan dalam
perkembangan berfikir mereka.berkembang atau tidaknya potensi tersebut
tergantung lingkungan.Manusia memiliki perbedaan satu sama lain dalam berbagai
aspek ,antara lain dalam bakat,minat,kepribadian,keadaan jasmani,keadaan
ssosial dan juga intelegensinya.perbedaan itu akan tampak jika diamati dalam
proses belajar mengajar dalam kelas .ada peserta didik yang cepat,ada yang
lambat dan ada juga sedang dalam
penguasaan materi pelajaran.Ada siswa tingkah lakunya baik dan ada pula yang kurang baik .
Perbedaan
individual dalam perkembangan intelek menunjuk kepada perbedaan dalam kemampuan
dan kecepatan belajar.perbedaan-perbedaan
individual pesedrta didik tercermin pada sifat-sifat atau ciri-ciri
mereka dalam kemampuan,keterampilan ,sikap,dan kebiasaan belajar serta kualitas proses dan hasil belajar baik dari segi ranah
kognitif.afektif dan psikomotor.
7. MEMBANTU PERKEMBANGAN INTELEK DAN
IMPLIKASINYA BAGI PENDIDIKAN
Kondisi
psikologis yang perlu di ciptakan agar peserta didik merasa aman secara
psikologis sehingga mampu mengembangkan kemampuan intelektualnya adalah sebagai
berikut:
a. Pendidik
menerima peserta didik secara positif sebagaimana adanya tanpa syarat
(uncondition positive regand ).Artinya ,apa pun keberadaanya peserta didik
dengan segala kekuatan dan kelemahannya harus diterima dengan baik, serta member
kepercayaan kepadanya bahwa pada dasarnya setiap peserta didik memiliki
kemampuan intelektual yang dikembangkan secara maksimal.
b. Pendidik
menciptakan suasana di mana peserta didik tidak merasa terlalu dinilai oleh
orang lain.Memberi penilaian terhadap peserta didik dengan berlebihan dapat
dirasakan sebgai ancaman sehingga menimbulkan kebutuhan akan pertahana diri
c. Pendidik
member pebgertian dalam arti yang memahami pemikiran ,perasaan,dan perilaku
peserta didik ;dapat menempatkan diri dalam situasi peserta didik serta melihat
sesuatu dari sudut pandang mereka (empathy).
d. Menerima
remaja secara positif sebagai mana adanya tanpa syarat, artinya apa pun adanya
remaja itu dengan segala kekuatan dan kelemahannya haryus diterima dengan baik
,serta menberikan kepercayaan bahwa pada dasarnya setiap remaja memiliki
kemampuan intelektual yang dapat di kembangkan secara maksimal.
e. Memahami
pemikiran ,perasaan dan perilaku remaja ;menempatkan diri dalam situasi remaja,
serta melihat sesuatu dari sudut pandang mereka….
f.
Memberikan suasana psikologis yang aman bagi
remaja mengemukakan pemikiran-pemikirannya sehingga terbiasa berani
mengembangkan pemikirannya sendiri.
B. PERKEMBANGAN BAKAT KHUSUS
1.
PENGERTIAN
BAKAT KHUSUS
Bakat
( aptitude ) mengandung makna
kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu
pemgembangan dan latihan lebih lanjut .Karena sifatnya yang masih potensial
atau masih laten , bakat merupakan
potensi yang masih memerlukan ikhtiar pengembangan dan pelatihan secara
serius dan sistematis agar dapat
terwujud (Utami Munandar ,1992).Bakat berbeda dengan kemampuan (ability) yang
mengandung makna sebagai daya untuk melakukan sesuatu,sebagai hasil dari
pembawaan dan latihan.Bakat juga berbeda dengan kapasitas (capacity)dengan
sisnonimnya , yaitu kemampuan yang dapat di kembangkan di masa yang akan datang
apabila latihan dilakukan secara optimal (conny semiawan,1987).Dengan demikian
.dapat di sarikan bahwa bakat masih merupakan suatu potensi yang akan muncul
setelah memperoleh pengembangan dan latihan .Adapun kemampuan dan kapasitas
sudah merupakan suatu tindakan yang dapat dilaksanakan atau akan dapat
dilaksanakan.
Jadi, yang disebut bakat adalah
kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan ,baik yang
bersifat umum maupun yang bersifat khusus (conny semiawan,1987).Bakat umum
apabila kemampuan yang berupa potensi tersebut bersifat umum.misalnya bakat
intelektual secara umum,sedangkan bakat khusus apabila kemampuan yang berupa
potensi tersebut bersifat khusus,misalnya bakat akademik,social dan seni
kinestetik. Bakat khusus disebut talent, sedangkan bakat umum (intelektual)
disebut gifted.Anak yang memiliki bakat khusus yang menonjol disebut talented
children sedangkan anak yang memiliki bakat intelektual menonjol disebut gifted
children.Dengan bakat memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam
bidang tertentu.Tetapi,untuk mewujudkan bakat kedalam suatu prestasi di
perlukan latihan,pengetahuan,pengalaman dan motivasi (conny semiawan,1987).
Guilford (Sumadi S.,1991:169)
mengemukakan bahwa bakat itu mencakup tiga dimensi psikologis,yaitu :
a. Dimensi
perceptual
Dimensi perceptual meliputi kemampuan
dalam mengadakan persepsi,dan ini meliputi factor – factor antara lain :
kepekaan indra,perhatian,orientasi waktu,luasnya daerah persepsi,kecepatan
persepsi,dan sebagainya.
b. Dimensi
psikomotor
Dimensi psikomotor ini mencakup enam
faktor yaitu :factor kekuatan,factor impuls,factor kecepatan gerak,factor
ketelitian (yang terdiri atas dua macam yaitu factor kecepatan statis yang
menitik beratkan pada posisi dan factor ketepatan dinamis,yang menitik beratkan
pada gerakan),factor koordinasi dan factor keluwesan (flexibility).
c. Dimensi
Intelektual
Dimensi inilah yang umumnya mendapat
sorotan luas,karena memang dimensi inilah yang mempunyai implikasi sangat
luas.Dimensi ini maliputi lima factor,yaitu :
1. Faktor
ingatan,yang mencakup factor ingatan yaitu mengenai :substansi,relasi dan
system.
2. Faktor
pengenalan,yang mencakup :keseluruhan informasi,golongan (kelas),hubungan –
hubungan,bentuk atau struktur dan kesimpulan.
3. Factor
evaluative,yang meliputi evaluasi mengenai :identitas,relasi-relasi,system,dan
penting tidaknya problem (kepekaan terhadap problem yang dihadapi).
4. Faktor
berfikir konvergen,yang meliputi factor untuk menghasilkan
:nama-nama,hubungan-hubungan,system-sistem,trasformasi dan implikasi=implikasi
yang unik.
5. Factor
berfikir divergen,yang meliputi factor :
a. untuk
menghasilkan unit-unit,seperti word fluency,ideational fluency.
b. Untuk
pengalihan kelas-kelas cara spontan
c. Kelancaran
dalam menghasilkan hubungan-hubungan
d. Untuk
menghasilkan system,seperti :expressional fluency.
e. Untuk
trasformasi divergen
f.
Untuk menyusun bagian-bagian menjadi garis besar
atau kerangka
2.
JENIS-JENIS
BAKAT KHUSUS
Conny semiawan dan Utami munandar (1987)
mengkasifikasikan jenis-jenis bakat khusus baik yang masih berupa potensi
maupun yang sudah berwujud menjadi lima bidang,yaitu :
a. Bakat
akademik,misalnya bakat untuk bekerja dalam angka-angka(numeric) logika bahasa
dan sejenisnya.
b. Bakat
kreatif-produktif,artinya bakat dalam menciptakan sesuatu yang baru,misalnya
menghasilkan rancangan arsitektur terbaru,teknologi terbaru dan sejenisnya.
c. Bakat
seni,misalnya mampu mengaransemen music,mampu menciptakan lagu hanya dalam
waktu 30 menit,mampu melukis yang sangat indah dalam waktu singkat dan
sejenisnya.
d. Bakat
kinestetik/psikomotorik,misalnya sepak bola.bulu tangkis,tennis dan
keterampilan tekhnik.
e. Bakat
social,misalnya sangat mahir melakukan negoisasi,menawarkan suatu
produk,mencari koneksi dan lain-lain.
3.
HUBUNGAN
ANTARA BAKAT DAN PRESTASI
Perwujudan nyata dari bakat adalah
prestasi ,karena bakat dan kemampuan sangat menentukan prestasi seseorang.Bakat
memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu,akan
tetapi diperlukan latihan,pengetahuan,pengalaman dan dorongan atau motivasi
agar bakat tu dapat terwujud.Misalnya seseorang memiliki bakat menggambar ,jika
ia tidak pernah diberi kesempatan untuk mengembangkan,maka bakat tersebut tidak
akan tampak.Jika orang tuanya menyadari bahwa ia mempunyai bakat menggambar dam
mengusahakan untuk menyembangkan bakatnya ,maka ia akan dapat mencapai prestasi
yang unggul bahkan jadi pelukis terkenal.Sebaliknya seorang anak yang mendapat
pendidikan menggambar dengan baik ,namun tidak memiliki bakat menggambar ,maka
ia tidak akan pernah dapat mencapai prestasi unggul di budang tersebut.
4.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN BAKAT KHUSUS
Ada sejumlah factor yang memengaruhi
perkembangan bakat khusus yang secara garis besar dikelompokkan menjadi dua,yaitu
:
·
Factor internal,meliputi :
a.
Minat
b.
Motif berprestasi
c.
Keberanian mengambil resiko
d.
Keuletan dalam menghadapi tantangan
e.
Kegigihan atau daya juang dalam mengatasi
kesulitan yang timbul
·
Factor eksternal,meliputi :
a.
Kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri
b.
Sarana dan prasarana
c.
Lingkungan tempat tinggal
d.
Dukungan dan dorongan orang tua/keluarga
e.
Pola asuh orang tua
5.
PERBEDAAN
INDIVIDUAL DALAM BAKAT KHUSUS
Dilihat dari aspek apapun,setiap
individu memiliki perbedaan satu dengan yang lain.Demikian juga dalam aspek
bakat khusus,setiap individu juga memiliki bakat khususnya masing-masing secara
berbeda-beda.Menurut Conny Semiawan dan Utami Munandar,perbedaan bakat khusus
ini terletak pada jenisnya dan juga pada kualitasnya.Perbedaan dalam jenisnya
terlihat dari kemampuan yang ditunjukkan.Misalnya,seseorang memiliki bakat
khusus bekerja dengan angka (numerical aptitude),yang lain lebih menonjol
dalam dalam berbahasa (verbal
aptitude),sementara yang lainnya lagi memiliki bakat yang menonjol dalam bidang
music.Sedangkan perbedaan dalam kualitasnya mengandung makna bahwa diantara
individu satu dengan yang lain memiliki bakat khusus yang sama,tetapi
kualitasnya berbeda.Misalnya,antara dua orang yang sama-sama memiliki bakat
khusus untuk bekerja dengan angka.Orang pertama memiliki kemampuan yang lebih
unggul dibandingkan dengan kemampuan orang kedua.
6.
UPAYA
PENGEMBANGAN BAKAT KHUSUS REMAJA DAN IMPLIKASINYA BAGI PENDIDIKAN.
Ada sejumlah langkah yang perlu di
lakukan untuk mengembangkan bakat khusus individu , yaitu sebagai berikut :
a. Mengembangkan
situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan bagi anak-anak dan remaja untuk
mengembangkan bakat khusus dengan mengusahakan dukungan baik psikologis maupun
fisik.
b. Berupaya
menumbuhkankembangkan minat dan motif berprestasi tinggi di kalangan anak dan
remaja baik dalam lingkungan keluarga, sekolah.maupun masyarakat.
c. Meningkatkan
kegigihan dan daya juang pada diri anak dan remaja dalam menghadapi berbagai
tantangan dan kesulitan
d. Mengembangkan
program pendidikan berdiferensi di sekolah dengan kurikulum berdiferiensi pula
guna memberikan pelayanan secara efektif kepada anak dan remaja yang memiliki
bakat khusus.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1. Istilah
intelek berasal dari bahasa intellect yang berarti (a) proses kognitif ,proses
berfikir ,daya menghubungkan ,kemampuan menilai dan kemampuan mempertimbangkan
:(b) kemampuan mental atau intelegensi.
2. Tahap
perkembangan intelek di bagi menjadi beberapa tahap :
a. Tahap
sensori-motoris (0-2 tahun ).Pada tahap ini anak berada dalam suatu masa
pertumbuhan yang di tandai oleh kecenderungan-kecenderungan sensori-motoris
yang sangat jelas
b. Tahap
praoperasional (2-7 tahun ).Tahap in disebut juga tahap intuisi sebab
perkembangan kognitifnya memperlihatkan kecenderungan yang di tandai oleh
suasana intuitif.
c. Tahap
operasional konkret (7-11 tahun).pada tahap ini anak mulai menyesuaikan diri
dengan realitas konkret dan sudah mulai
berkembang rasa ingin tahunya .
d. Tahap
operasional formal (11 tahun ke atas ).Pada tahap ini anak telah mampu
mewujudkan suatu keseluruhan dalam pekerjaanya yang merupakan hasil berfikir
logis,mampu berfikir abstrak , dan memecahkan persoalan yang bersifat hipotesis.
3. Hubungan
intelek dengan tingkah laku adalah bahwa intelegensi merupakan pernyataan dari
tingkah laku adaptif yang terarah kepada kontak dengan lingkungan dan kepada
penyusunan pemikiran (interaction theory).
4. Factor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan intelektual adalah (a)fakta hereditas (b)factor
lingkungan ,yang meliputi keluarga,sekolah dan masyarakat.
5. Upaya
membantu perkembangan intelektual peserta didik:(a) pendidik menerima peserta
didik secara positif sebagai mana adanya tanpa syarat (b) pendidik menciptakan
suasana di mana peserta didik tidak merasa terlalu dinilai oleh orang
lain.(c)pendidik memberikan pengertian yaitu dapat memahami pemikiran ,perasaan
dan perilaku peserta didik,(d) dapat menempatkan diri dalam situasi peserta
didik serta melihat sesuatu dari sudut pandang mereka.
6. Bakat
ada;ah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan baik
yang bersifat umum maupun bersifat khusus .Disebut bakat khusus apabila
kemampuan berupa potensi tersebut bersifat khusus.bakat khusus di sebut talent
,sedangkan bakat umum (intelektual) disebut dengan istilah gifted.
7. Ada
5 jenis bakat khusus ,yaitu : (a.)bakat akademik khusus (b)bakat berfikir
kreatif-produktif (c) bakat seni (d)bakat kinestik/psikomotorik dan (e) bakat
social
8. Faktor-
factor yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus di bagi 2 yaitu :
a. Factor
internal yaitu terdiri dari :minat, motif prestasi, keberanian mengambil
resiko,keuletan dalam menghadapi tantangan,kegigihan atau daya juang dalam
menghadapi kesulitan yang timbul
b. Factor
ekternalnya yaitu : kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri ,sarana dan
prasarana ,dukungan dan dorongan orang tua/keluarga,lingkungan tempat tinggal
,dan pola asuh orang tua.
9. Upaya
pendidikan untuk mengembangkan bakat khusu peserta didik adalah
a. Mengembangkan
situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan bagi anak-anak dan remaja untuk
mengembangkan bakat khususnya dengan mengusahakan dukungan psikologis maupun
fisisk
b. Berupaya
menumbuhkembangkan minat dan motif berprestasi yang tinggi di kalangan anak dan
remaja baik dalam lingkungan keluarga ,sekolah dan masyarakat
c. Meningkatkan
kegigihan dan daya juang pada diri anak dan remaja dalam menghadapi berbagai
tantangan dan kesulitan
d. Mengembangkan
program pendidikan berdiferensi di sekolah dengan kurikulum berdiferiensi pula
guna memberikan pelayanan secara efektif kepada anak dan remaja yang memiliki
bakat khusus.
B. SARAN
DAN KRITIK
DAFTAR
PUSTAKA
Ali ,mohammad dan Asrori ,mohammad.2011.psikologi
remaja perkembangan peserta didik .jakarta:Bumi aksara
Referensi nya ga lengkap
BalasHapus