Rabu, 26 Desember 2012

Perkembangan intelek dan bakat khusus


PERKEMBANGAN INTELEK DAN BAKAT KHUSUS REMAJA

 
  
                                            Disusun OLEH

                              WAHIDAYANTI  

PENDIDIKAN EKONOMI / PENDIDIKAN ADMINISTRASI NIAGA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2012       

       
KATA  PENGANTAR
BISMILLAHIRRAHMANI RAHIM
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt atas berkat dan rahmat-Nya sehingga  penulis dapat menyelesaikan MAKALAH  yang berjudul “ PERKEMBANGAN INTELEK DAN BAKAT KHUSUS REMAJA “ ini. Adapun dibuatnya Makalah ini dengan maksud untuk mengetahui perkembangan intelek  dan bakat khusus, serta impliksinya dan cara pengembangannya . Kesulitan dan hambatan –hambatan kerap menghampiri , namun kesemuanya itu tidak menjadi penghalang bagi  penulis, bahkan menjadi pengalaman   serta motivasi untuk bekerja semaksimal mungkin.
Tim  Penulis menyadari bahwa dengan selesainya penulisan makalah ini, tim penulis tidak hanya bekerja dengan usaha kami sendiri, namun banyak kalangan yang memberikan konstribusi baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu tim  penulis menyampaikan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada dosen penganta bisnis  UNHALUDDUN.S.Pd yang telah memberikan bimbingannya,dan teman-teman yang telah memberikan dukungan moril dan moralnya.
Tim Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan.

MAKASSAR,29 MARET  2012


Tim penulis



DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ……...…………………………………………………. i
BAB I   PENDAHULUAN……………………………………………1
            A .       Latar belakang ………………………………………...1
            B .       Rumusan masalah ……………………………………..1
BAB II   PEMBAHASAN …………………………………………….10
BAB III  PENUTUP…………..…………………………………….... 11
            3.1.      Kesimpulan ……………………………………………11
            3.2.      Saran …………………………………………………..12
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………13BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG
Merupakan kenyataan yang berlaku dimana-mana bahwa manusia berbeda satu sama lain dalam berbagai hal ,antara lain dalam intelegensi ,bakat,minat ,kepribadian ,keadaan jasmani dan perilaku soaial.Ada kalanya  seseorang lebih cekatan dalam suatu bidang kegiatan di bandingkan dengan orang lan.Dalam bidang tertentu ia mungkin menunjukkan keunggukan dibandingkan dengan orang lain.
Perkembangan intelektual sering juga di kenal di dunia psikologi maupun pendidikan dengan istilah perkembangan kognitif.Perkembangan kognitif manusia merupakan proses psikologis yang di dalamnya melibatkan proses memperoleh , menyusun, dan menggunakan pengetahuan ,serta kegiatan mental seperti berfikir,menimbang,mengamati,mengingat,menganalisis ,mengevaluasi ,dan memecahkan persoalan yang berlangsung melalui interaksi dengan lingkungan.
Bakat  mengandung makna kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu pengembangan dan latihan lebih lanjut .kemampuan mengandung makna sebagai daya untuk melakukan sesuatu .kapasitas seringkali disinonimkan dengan kemampuan.bakat merupakan potensi yang masih memerlukan ikhtiar pengembangan dan latihan secara serius dan sistematis agar dapat terwujud.
B.   RUMUSAN MASALAH
Bertolak dari latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah yaitu :
1.       Menjelaskan Pengertian intelek dan bakat ?
2.       Menyebutkan tahap-tahap dan karakteristik perkembangan intelek ?
3.       Menyebutkan jenis-jenis bakat khusus ?
4.       Menjelaskan hubungan intelek dengan tingkah laku ?
5.       Mendeskripsikan hubungan bakat dengan prestasi ?
6.       Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelek dan bakat khusus?
7.       Mendeskripsiakan perbedaan individu dalam perkembangan intelek dan bakat khusus?
8.       Menjelaskan upaya pengembangan intelek dan bakat khusus remaja dan implikasinya bagi pendidikan ?








BAB II
PEMBAHASAN
A.     PERKEMBANGAN INTELEK
Perkembangan intelek sering juga dikenal di dunia psikolog maupun pendidikan dengan istilah perkembangan kognitif. Berbicara mengenai perkembangan intelek atau kognitif, seringkali tidak dapat di pisahkan dari seorang pelopor psikologi  yang bernama Jean Piaget. Dia memang merupakan seorang ahli psikologi yang memberikan sumbangan sangat besar terhadap dunia psikologi kognitif/berpikir. Hasil penelitian dan temuan-temuan penelitian Jean Piaget yang dilakukan secara serius terhadap tiga orang anaknya secara longitudinal bertahun-tahun, sampi saat ini masi menguasai psikologi pendidikan yang membahas perkembangan intelek atau perkembangan berpikir manusia. Piaget-lah ahli psikiologi yang mempelopori pembahasan berpikir manusia dengan menyusun tahap-tahapan  atau tingkatan berfikir manusia sehinnga dapat diketahui kemampuan berfikir manusia sesuai dengan perkembangan umur mereka.
Perkembamgan kognitif merupakan proses psikologis yang di dalamnya melipatkan proses memperoleh, menyusun, dan menggunakan pengetahuan, serta kegaitan mental seperti berfikir, menimbang, mengamati, mengingat, menganalisis, mensisntesis, mengevaluasi, dan memecahkan persoalan yang berlangsung melaui interaksi dengan lingkungan
Jean Piaget tidak sependapat dengan pandangan yang mengatakan  bahwa kecerdasan adalah factor bawaan yang berarti manusia tinggal menerima perbedaan-perbedaan yang ada. Pandangan yang seperti ini akan membawa pengaruh kurang positif atau bahkan negatif terhadap proses pendidikan dan upaya pengembangan kemampuan berpikir anak.
Berdasarkan penelitiannya yang dilakukan secara serius dengan cara mengobservasi secara partisipan dalam jangka waktu yang lama, Jean Piaget mendapati bahwa anak pada umur tertentu mengalami kesulitan untuk mengerti hal-hal yang sederhana. Misalnya, seorang anak kecil ternyata mengalami kesulitan untuk mememahami mengapa air yang banyaknya sama apabila di tuangkan dari gelas pendek besar kegelas tinggi kecil ternyata hasilnya sama dan tidak tumpah.

1.      PENGERTIAN INTELEK
Istilah intelek berasal dari bahasa Inggris intellect yang menurut Chaplin (1981) diartikan sebagai:
1.       Proses kognitif, proses berpikir, daya menghubungkan, kemampuan menilai, dan kemampuan mempertimbangkan.
2.       Kemampuan mental dan inteligensi

Menurut Mahfudin Shalahudin ( 1989 ) dinyatakan bahwa “intelek” adalh akal budi atau inteligensi yang berarti kemampuan untuk meletakkan hubungan dari proses berpikir. Selanjutnya, dikatakan bahwa orang yang intelligent adalah orang yang dapat menyelesaikan persoalan dalam waktu yang lebih  singkat, memahami masalahnya lebih cepat dan cerma, serta mampu bertindak cepat.
Istilah inteligensi, semula berasal dari bahasa latin intelligere yang berarti menghubunkan atau menyatukan satu sama lain (Bimo Walgito, 1981). Menurut William Stern, salah satu pelopor dalam penelitian inteligensi, mengatakan bahwa inteligensi adalah kemampuan untuk menggunakan secara tepat alat-alat bantu dan pikiran guna menyesuaikan diri terhadap tuntutan-tuntutan baru (Kartini Kartono, 1984). Sedangkan Leis Hadison Terman berpendapat bahwa inteligensi adalah kesanggupan untuk belajar secara abstrak (Patty F, 1982). Disini Terman membedakan antara concrete ability, yaitu kemampuan yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat kongkret dan abstract ability, yaitu kemampuan yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat abstark. Orang dikatakan inteligent, menurut Terman, jika orang tersebut mampu berpiki abstrak dengan baik.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian intelek tidak berbeda dengan pengertian inteligensi yang memiliki arti kemampuan untuk melakukan  abstraksi, serta berpikir logis dan cepat sehingga dapat bergerak serta menyesuaikan diri terhadap situasi baru.
Jean Piaget mendefinisikan intellect adalah akal budi berdasarkan aspek-aspek kognitifnya, khususnya proses berpikir yang lebih tinggi (Bybee dan sund 1982). Sedangkan intelligence atau inteligensi menurut Jean Piaget diartikan sama dengan kecerdasan, yaitu seluruh kemampuan berpikir dan nertindak secara adaptif, termasuk kemampuan mental yang kompleks seperti berpikir, mempertimbangkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan menyelesaikan persoalan-persoalan. Jean Piaget mengatakan bahwa inteligensi adalah seluruh kemungkinan koordinasi yang memberi struktur  kepada tingkah laku  suatu organisme sebagai adaptasi mental terhadap situasi baru. Dalam arti sempit, inteligensi seringkali diartikan sebagai inteligensi operasional, termasuk pula tahapan-tahapan yang sejak dari periode sensorimotoris sampai dengan operasional formal.

2.       TAHAPAN PERKEMBANGAN INTELEK/KOGNITIF
                Jean Piaget (Bibee dan Sund, 1982) membagi perkembangan kognitif/intelek menjadi empat tahapan sebagai berikut:
1.       Tahap Sensory-Motoris
                Tahap ini dialami pada usia 0-2 tahun. Pada tahap ini, anak berada dalam suatu masa pertumbuhan yang ditandai oleh kecendrungan-kecendrungan sensori-motoris yang sangat jelas. Segala perbuatan merupakan perwujudan dan merupakan proses pematangan sensori-motori tersebut.
        Menurut Piaget (Bibee dan sund, 1982: 27), pada tahap ini interaksi anak dengan lingkungannya, termasuk orang tuanya, terutama dilakukan melalui perasaan dan otot-ototnya. Interaksi ini terutama diarahkan oleh sensasi-sensasi dari lingkungannya. Dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya, termasuk juga dengan orang tuanya, anak mengembangkan kemampuannya untuk mempersepsi, melakukan sentuhan-sentuhan, melakukan berbagai gerakan, dan secara perlahan-lahan belajar mengoordinasikan tindakan-tindakannya.
2.       Tahap Praoprasional
Tahap ini berlangsung pada usia 2-7 tahun. Tahap ini disebut juga tahap intuisi sebab perkembangan kognitifnya memperlihatkan kecenderungan yang di tandai oleh suasana intuitif. Artinya, semua perbuatan rasionalnya tidak didukung oleh pemikiran tetapi oleh unsur perasaan, kencenderungan alamiah, sikap-sikap yang diperoleh dari orang-orang yang bermakna, dari lingkungan sekitarnya.
Pada tahap ini, menurut Piaget (Bibee dan Sund, 1982: 29), anak sangat bersifat egosentris sehingga seringkali meengalami masalh dalam berinteraksi dengan lingkungannya, termasuk dengan orang tuanya. Dalam berinteraksi dengan orang lain, anak cenderung sulit untuk dapat memahami pandangan orang lain dan lebih banyak mengutamakan pandangannya sendiri. Dalam berinteraksi lingkungannya, ia masi sulit untuk membaca kesempatan atau kemungkinan-kemungkinan karena masi punya anggapan bahwa hanya ada satu kebenaran atau peristiwa dalam setiap situasi.
Pada tahap ini, anak tidak selalu ditentukan oleh pengamatan indrawi saja, tetapi juga pada intuisi. Anak mqmpu menyimpang kata-kata serta menggunakannya terutama yang berhubungan erat dengan kebutuhan mereka. Pada masa ini  anak siap untuk belajar bahasa, membaca, dan menyanyi. Ketika kita menggunakan bahasa yang benar untuk berbicara pada anak, akan mempunyai akibat sangat baik pada perkembangan bahasa mereka. Cara belajar yang memegang peran pada tahap ini adalah intuisi. Intuisi membebaskan mereka berbicara semaunya tampa menghiraukan pengalaman kongkret dan opaksaan dari luar. Sering kali kita lihat anak berbicara sendiri dengan benda-benda yang ada di sekitarnya, misalnya pohon, anjing, kucing, dan sebagainya, yang menurut mereka benda-benda tersebut dapat mendengar dan berbicara. Peristiwa seperti ini dapat melati anak menggunakan kekayaan bahasanya. Piaget menyebut tahap ini sebagai collective monologue, pembicara yang egosentris yang sedikit hubungan dengan orang lain.

3.       Tahap Operasional Kongkret
Tahap ini berlangsung antara usia 7-11 tahun. Pada tahap ini, anak mulai menyesuaikan diri dengan realitas kongkret dan mulai berkembang rasa ingin tahunya. Pada tahap ini, menurut Piaget (Bibee dan Sund, 1982), interaksinya dengan lingkungan, termasuk dengan orang tuanya, suda semakin berkembang dengan baik karena sifat egosentirisnya sudah semakin berkurang, anak suda dapat mengamati, menimbang, mengevaluasi, dan menjelaskan pikiran-pikiran orang lain dalam cara-cara yang kurang egosentris dan lebih objektif.
Pada tahap ini juga anak suda memahami  hubungan fungsioal karena mereka sudah menguji coba suatu permasalahan. Cara berpikir anak yang masi bersifat kongkret menyebabkan mereka belum mampu menangkap yang abstrak atau melakukan abstraksi tentang sesuatu yang kongkret. Disini sering terjadi kesulitan antara orang tua dan guru. Misalnya, orang tua ingin menolong anak untuk mengerjakan pekerjaan rumah, tetapi memakai cara yang berbeda dengan cara yang dilakukan oleh guru sehingga anak tidak setuju. Sementara seringkali anak lebih percaya apa yang dikatakan oleh gurunya ketimbang orang tuanya. Akibatnya kedua cara tersebut baik yang diberikan oleh guru maupun orang tuanya sama-sama tidak dimengerti oleh anak.
4.       Tahap Operasional Formal
Tahap ini dialami oleh anak pada usia 11 tahun ke atas. Pada masa ini, anak telah mampu mewujudkan suatu keseluruhan dalam pekerjaanya yang merupakan hasil dari berpikir logis. Aspek perasaan dan moralnya juga telah berkembang sehingga dapat mendukun penyelesaian tugas-tugasnya.
Pada tahap ini, menurut Piaget, interaksinya dengan lingkungan sudah sangat luas, menjangkau banyak teman sebayanya bahkan berusaha dapat berinteraksi dengan orang dewasa. Kondisi seperti ini tidak jarang menimbulkan masalah dalam interaksinya dengan orang tuanya. Namun secara diam-diam mereka sebenarnya mengharap perlindungan dari orang tuanya karena belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan dirinya sendiri. Jadi, pada tahp ini ada semacam tarik-menarik antara ingin bebas dan ingin di lindungi.
Karena pada tahap ini anak sudah mulai mampu mengembangkan pikiran normalnya, mereka juga mampu mencapai logika dan rasio serta dapat menggunakan abstraksi. Arti simbolik dan kiasan dapat di mengerti. Melibatkan mereka dalam suatu kegiatan akan memberi suatu akibat positif bagi perkembangan kognitifnya. Misalnya, menulis puisi, lomba karya ilmiah, lomba menulis cerpen dan sejenisnya.

3.       HUBUNGAN INTELEK DENGAN TINGKAH LAKU
                Inteligensi menurut Piaget merupakan peryataan dari tingkah laku adaptif yang terarah kepada kontak dengan lingkungan dan kepada penyusunan pemikiran (Bybee dan Sund,1982). Piaget memposisikan subjek sebagai pihak yang aktif dalam interaksi adaptif antara organisme atau terjadi hubungan dialektis antara organisme dan lingkungannya. Apa yang dikatakan oleh Piaget ini kenyataannya memang benar, sebab organisme tidak pernah terpisah dari lingkungannya dan juga tidak semacam penerima yang pasif. Intelektual antara organisme dengan lingkungannya lebih bersaifat interaksi timbal balik. Hanya dalam bentuk interaksinya juga, setiap perubahan tingkah laku adalah merupakan hasil dialektis pengaruh timbal balik antara organisme dengan lingkungannya. Karena pandangannya yang demikian itu,teori Piaget tentang intelegasi atau kognitif disebut juga dengan teori interaksionisme.
                Piaget memiliki pandangan bahwa setiap organisme memilki kecenderungan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Yang dapat diketahui berkat 2 proses yang saling mengisi yaitu asimilasi dan akomodasi. Karena kemampuan mengakomodasi struktur kognitifnya sehingga objek yang baru itu dapat ditangkap dan dipahami secara  memadai. Asimilasi addalah suatu proses individu memasukkan dan menggabungkan pengalaman-pengalaman dengan struktur sikologis pada diri individu dengan istilah  skema yang berarti kerangka mental individu yang digunakan untuk menafsirkan segala sesuatu yang dilihat dan didengarnya. Skema mampu menyusun pengamatan-pengamatan dan tingkah laku sehingga terjadilah suatu rangkaian tindakan fisik dan mental untuk memahami lingkungannya. Oleh sebab itu, skema harus diubah, diperluas, dan disesuaikan dengan fakta-fakta yang memadai. Proses  penyesuain skema dengan fakta-fakta melalui pengalaman-pengalaman baru dikenal dengan istilah akomodasi. Dengan demikian proses akomodasi dengan asimilasi merupakan 2 proses berlawanan. Jika dalam asimilasi proses yang terjadi adalah menyesuaikan pengalaman-pengalaman baru yang diperolehnya dengan struktur skema yang ada diri individu, sedangkan akomodasi merupakan proses penyesuaian skema dalam diri individu dengan fakta-fakta baru yang diperoleh melalui pengalaman dari lingkungannya.

4.       KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN INTELEK/KOGNITIF
                Intelegensi pada  masa remaja tidak mudah di ukur ,karena tidak mudah terlihat kecepatan perkembangan kemampuan tersebut.pada umumnya umur 3 – 4 tahun pertama menunjukkan perkembangan  kemampuan yang hebat ,selanjutnya akan terjadi perkembangan teratur.Pada masa remaja kemampuan untuk mengatasi masalah yang majemuk bertambah.pada masa awal remaja ,kira-kira pada umur 12 tahun ,anak berada pada masa yang di sebut masa operasional formal (berfikir abstrak ) . Berfikir operasional formal mempunyai dua sifat yang penting ,yaitu :
a.       Sifat deduktif – hipotesis
        Dalam menyelesaikan suatu masalah ,seorang remaja akan mengawalinya dengan pemikiran teoritik . ia menganalisis masalah dam nengajukan cara-cara penyelesaian hipotesis yang mungkin.pada dasarnya pengajuan hipotesis itu menggunakan cara berfikir induktif di samping deduktif ,oleh sebab itu sifat berfikir ini sebenarnya mencakup deduktif- induktif – hipotesis .Atas dasar analisnya ,ia membuat suatu strategi penyelesain .Analisis teoretis dapat di lakukan secara verbal.anak lalu mengajukan pendapat – pendapat atau  prediksi tertentu ,yang disebut juga proposisi-proposisi,kemudian mencari hubangan antara proposisi yang berbeda-beda tadi . Berhubungan dengan itu maka berfikir operasional juga di sebut proposional.
b.      Berfikir operasional juga berfikir kombinatoris
        Sifat ini merupakan kelengkapan sifat yang pertama dan berhubungan dengan cara bagaimana melakukan analisis.misalnya,anak diberi lima buah gelas berisi cairan tertentu.suatu kombinasicairan ini membuat cairan tadi berubah warna.anak ini di minta untuk mencari kombinasi ini.
Jadi, dengan berfikir operasional formal memungkinkan orang untuk mempunyai tingkah laku problem solvin yang betul-betul ilmiah serta memungkinkan untuk mengadakan pengujian hipotesis dengan variable-variabel tergantung yang mungkin ada .Berfikir abstrak atau formal operation ini merupakan cara berfikir yang bertalian dengan hal-hal yang tidak dilihat dan kejadian-kejadian yang tidak langsung di hayati.
        Cara berfikir terlepas dari tempat dan waktu ,dengan cara hipotesis ,deduktif yang sistematis ,tidak selalu dicapai oleh semua remaja.tercapai atau tidak tercapainya cara berfikir ini tergantung pada tingkat intelegensi dan kebudayaan sekitarnya.seorang remaja yang dengan kemampuan intelegensi terletak dibawah normal atau nilai IQ kurang dari 90, tidak akan mencapai taraf berffikir yang abstrak.
5.       FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN INTELEK KOGNITIF
1.       Faktor Hereditas
        Semenjak dalam kandungan ,anak telah memiliki sifat-sifat yang menentukan daya kerja intelektualnya.secara potensial anak telah membawa kemungkinan,apakah akan  menjadi kemampuan berfikir setaraf normal,di atas normal,atau di bawah normal.Namun, potensi tidak akan berkembang  atau terwujud secara optimal apbila lingkungan tidak member kesempatan untuk berkembang . oleh karena itu ,peranan lingkungan sangat menentukan perkembangan intelektual anak.
2.       Faktor  lingkungan
        Ada dua unsur lingkungan yang sangat penting peranannya dalam memengaruhi perkembangan intelek anak ,yaitu keluarga dan sekolah
a.       Keluarga
Intervensi yang paling penting dilakukan oleh keluarga atau orang tua adalah memberikan pengalaman kepada anak dalam berbagai bidang kehidupan sehingga anak memiliki informasi yang banyak yang merupakan alat bagi anak untuk berfikir.Cara-cara yang digunakan ,misalnya memberikan kesempatan kepada anak untuk merealisasi ide-idenya ,menghargai ide-ide tersebut ,memuaskan dorongan keingintahuan anak dengan jalan seperti ini menyediakan bacaan ,alat-alat keterampilan ,dan alat-alat yang dapat mengembangkan daya kreativitas anak.Memberi kesempatan atau pengalaman tersebut akan menuntut perhatian orang tua.
b.      Sekolah
Sekolah adalah lembaga formal yang diberi tanggung jawab untuk meningkatkan perkembangan anak termasuk perkembangan berfikir anak .Dalam hal ini ,guru hendaknya menyadari bahwa perkembangan perkembangan intelektual anak terletak di tangannya.Beberapa cara di antaranya adalah sebagai berikut.
1.       Menciptakan interaksi atau hubungan yang akrab dengan peserta didik.
2.       Memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk berdialog dengan orang-orang yang ahli dan berpengalaman dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan ,sangat menunjang perkembangan intelektual anak.
3.       Menjaga dan meningkatkan pertumbuhan fisik anak,baik melalui kegiatan olahraga maupun menyediakan gizi yang cukup, sangat penting bagi perkembangan berfikir peserta didik.
4.       Meningkatkan kemampuan berbahasa peserta  pendidik ,baik melalui media cetak maupun dengan menyediakan situasi yang memungkinkan para peserta didik berpendapat  atau mengemukakan ide-idenya .
6.       PERBEDAAN INDIVIDU DALAM PERKEMBANGAN INTELEK / KOGNITIF
                Secara hereditas ,individu memilki potensi yang dapat menyebabkan perbedaan dalam perkembangan berfikir mereka.berkembang atau tidaknya potensi tersebut tergantung lingkungan.Manusia memiliki perbedaan satu sama lain dalam berbagai aspek ,antara lain dalam bakat,minat,kepribadian,keadaan jasmani,keadaan ssosial dan juga intelegensinya.perbedaan itu akan tampak jika diamati dalam proses belajar mengajar dalam kelas .ada peserta didik yang cepat,ada yang lambat dan ada juga sedang  dalam penguasaan materi pelajaran.Ada siswa tingkah lakunya baik  dan ada pula yang kurang baik .
                Perbedaan individual dalam perkembangan intelek menunjuk kepada perbedaan dalam kemampuan dan kecepatan belajar.perbedaan-perbedaan   individual pesedrta didik tercermin pada sifat-sifat atau ciri-ciri mereka dalam kemampuan,keterampilan ,sikap,dan kebiasaan belajar  serta kualitas  proses dan hasil belajar baik dari segi ranah kognitif.afektif dan psikomotor.
7.       MEMBANTU PERKEMBANGAN INTELEK DAN IMPLIKASINYA BAGI PENDIDIKAN
                Kondisi psikologis yang perlu di ciptakan agar peserta didik merasa aman secara psikologis sehingga mampu mengembangkan kemampuan intelektualnya adalah sebagai berikut:
a.       Pendidik menerima peserta didik secara positif sebagaimana adanya tanpa syarat (uncondition positive regand ).Artinya ,apa pun keberadaanya peserta didik dengan segala kekuatan dan kelemahannya harus diterima dengan baik, serta member kepercayaan kepadanya bahwa pada dasarnya setiap peserta didik memiliki kemampuan intelektual yang dikembangkan secara maksimal.
b.      Pendidik menciptakan suasana di mana peserta didik tidak merasa terlalu dinilai oleh orang lain.Memberi penilaian terhadap peserta didik dengan berlebihan dapat dirasakan sebgai ancaman sehingga menimbulkan kebutuhan akan pertahana diri
c.       Pendidik member pebgertian dalam arti yang memahami pemikiran ,perasaan,dan perilaku peserta didik ;dapat menempatkan diri dalam situasi peserta didik serta melihat sesuatu dari sudut pandang mereka (empathy).
d.      Menerima remaja secara positif sebagai mana adanya tanpa syarat, artinya apa pun adanya remaja itu dengan segala kekuatan dan kelemahannya haryus diterima dengan baik ,serta menberikan kepercayaan bahwa pada dasarnya setiap remaja memiliki kemampuan intelektual yang dapat di kembangkan secara maksimal.
e.      Memahami pemikiran ,perasaan dan perilaku remaja ;menempatkan diri dalam situasi remaja, serta melihat sesuatu dari sudut pandang mereka….
f.        Memberikan suasana psikologis yang aman bagi remaja mengemukakan pemikiran-pemikirannya sehingga terbiasa berani mengembangkan pemikirannya sendiri.
B.      PERKEMBANGAN BAKAT KHUSUS
1.       PENGERTIAN BAKAT KHUSUS
        Bakat ( aptitude ) mengandung makna kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu pemgembangan dan latihan lebih lanjut .Karena sifatnya yang masih potensial atau masih laten , bakat merupakan  potensi yang masih memerlukan ikhtiar pengembangan dan pelatihan secara serius dan sistematis  agar dapat terwujud (Utami Munandar ,1992).Bakat berbeda dengan kemampuan (ability) yang mengandung makna sebagai daya untuk melakukan sesuatu,sebagai hasil dari pembawaan dan latihan.Bakat juga berbeda dengan kapasitas (capacity)dengan sisnonimnya , yaitu kemampuan yang dapat di kembangkan di masa yang akan datang apabila latihan dilakukan secara optimal (conny semiawan,1987).Dengan demikian .dapat di sarikan bahwa bakat masih merupakan suatu potensi yang akan muncul setelah memperoleh pengembangan dan latihan .Adapun kemampuan dan kapasitas sudah merupakan suatu tindakan yang dapat dilaksanakan atau akan dapat dilaksanakan.
        Jadi, yang disebut bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan ,baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus (conny semiawan,1987).Bakat umum apabila kemampuan yang berupa potensi tersebut bersifat umum.misalnya bakat intelektual secara umum,sedangkan bakat khusus apabila kemampuan yang berupa potensi tersebut bersifat khusus,misalnya bakat akademik,social dan seni kinestetik. Bakat khusus disebut talent, sedangkan bakat umum (intelektual) disebut gifted.Anak yang memiliki bakat khusus yang menonjol disebut talented children sedangkan anak yang memiliki bakat intelektual menonjol disebut gifted children.Dengan bakat memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu.Tetapi,untuk mewujudkan bakat kedalam suatu prestasi di perlukan latihan,pengetahuan,pengalaman dan motivasi (conny semiawan,1987).
        Guilford (Sumadi S.,1991:169) mengemukakan bahwa bakat itu mencakup tiga dimensi psikologis,yaitu :
a.    Dimensi perceptual
          Dimensi perceptual meliputi kemampuan dalam mengadakan persepsi,dan ini meliputi factor – factor antara lain : kepekaan indra,perhatian,orientasi waktu,luasnya daerah persepsi,kecepatan persepsi,dan sebagainya.
b.      Dimensi psikomotor
        Dimensi psikomotor ini mencakup enam faktor yaitu :factor kekuatan,factor impuls,factor kecepatan gerak,factor ketelitian (yang terdiri atas dua macam yaitu factor kecepatan statis yang menitik beratkan pada posisi dan factor ketepatan dinamis,yang menitik beratkan pada gerakan),factor koordinasi dan factor keluwesan (flexibility).
c.       Dimensi Intelektual
        Dimensi inilah yang umumnya mendapat sorotan luas,karena memang dimensi inilah yang mempunyai implikasi sangat luas.Dimensi ini maliputi lima factor,yaitu :
1.       Faktor ingatan,yang mencakup factor ingatan yaitu mengenai :substansi,relasi dan system.
2.       Faktor pengenalan,yang mencakup :keseluruhan informasi,golongan (kelas),hubungan – hubungan,bentuk atau struktur dan kesimpulan.
3.       Factor evaluative,yang meliputi evaluasi mengenai :identitas,relasi-relasi,system,dan penting tidaknya problem (kepekaan terhadap problem yang dihadapi).
4.       Faktor berfikir konvergen,yang meliputi factor untuk menghasilkan :nama-nama,hubungan-hubungan,system-sistem,trasformasi dan implikasi=implikasi yang unik.
5.       Factor berfikir divergen,yang meliputi factor :
a.       untuk menghasilkan unit-unit,seperti word fluency,ideational fluency.
b.      Untuk pengalihan kelas-kelas cara spontan
c.       Kelancaran dalam menghasilkan hubungan-hubungan
d.      Untuk menghasilkan system,seperti :expressional fluency.
e.      Untuk trasformasi divergen
f.        Untuk menyusun bagian-bagian menjadi garis besar atau kerangka
2.       JENIS-JENIS BAKAT KHUSUS
        Conny semiawan dan Utami munandar (1987) mengkasifikasikan jenis-jenis bakat khusus baik yang masih berupa potensi maupun yang sudah berwujud menjadi lima bidang,yaitu :
a.       Bakat akademik,misalnya bakat untuk bekerja dalam angka-angka(numeric) logika bahasa dan sejenisnya.
b.      Bakat kreatif-produktif,artinya bakat dalam menciptakan sesuatu yang baru,misalnya menghasilkan rancangan arsitektur terbaru,teknologi terbaru dan sejenisnya.
c.       Bakat seni,misalnya mampu mengaransemen music,mampu menciptakan lagu hanya dalam waktu 30 menit,mampu melukis yang sangat indah dalam waktu singkat dan sejenisnya.
d.      Bakat kinestetik/psikomotorik,misalnya sepak bola.bulu tangkis,tennis dan keterampilan tekhnik.
e.      Bakat social,misalnya sangat mahir melakukan negoisasi,menawarkan suatu produk,mencari koneksi dan lain-lain.
3.       HUBUNGAN ANTARA BAKAT DAN PRESTASI
        Perwujudan nyata dari bakat adalah prestasi ,karena bakat dan kemampuan sangat menentukan prestasi seseorang.Bakat memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu,akan tetapi diperlukan latihan,pengetahuan,pengalaman dan dorongan atau motivasi agar bakat tu dapat terwujud.Misalnya seseorang memiliki bakat menggambar ,jika ia tidak pernah diberi kesempatan untuk mengembangkan,maka bakat tersebut tidak akan tampak.Jika orang tuanya menyadari bahwa ia mempunyai bakat menggambar dam mengusahakan untuk menyembangkan bakatnya ,maka ia akan dapat mencapai prestasi yang unggul bahkan jadi pelukis terkenal.Sebaliknya seorang anak yang mendapat pendidikan menggambar dengan baik ,namun tidak memiliki bakat menggambar ,maka ia tidak akan pernah dapat mencapai prestasi unggul di budang tersebut.
4.       FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN BAKAT KHUSUS
        Ada sejumlah factor yang memengaruhi perkembangan bakat khusus yang secara garis besar dikelompokkan menjadi dua,yaitu :
·         Factor internal,meliputi :
a.          Minat
b.         Motif berprestasi
c.          Keberanian mengambil resiko
d.         Keuletan dalam menghadapi tantangan
e.         Kegigihan atau daya juang dalam mengatasi kesulitan yang timbul
·         Factor eksternal,meliputi :
a.          Kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri
b.         Sarana dan prasarana
c.          Lingkungan tempat tinggal
d.         Dukungan dan dorongan orang tua/keluarga
e.         Pola asuh orang tua
5.       PERBEDAAN INDIVIDUAL DALAM BAKAT KHUSUS
        Dilihat dari aspek apapun,setiap individu memiliki perbedaan satu dengan yang lain.Demikian juga dalam aspek bakat khusus,setiap individu juga memiliki bakat khususnya masing-masing secara berbeda-beda.Menurut Conny Semiawan dan Utami Munandar,perbedaan bakat khusus ini terletak pada jenisnya dan juga pada kualitasnya.Perbedaan dalam jenisnya terlihat dari kemampuan yang ditunjukkan.Misalnya,seseorang memiliki bakat khusus bekerja dengan angka (numerical aptitude),yang lain lebih menonjol dalam  dalam berbahasa (verbal aptitude),sementara yang lainnya lagi memiliki bakat yang menonjol dalam bidang music.Sedangkan perbedaan dalam kualitasnya mengandung makna bahwa diantara individu satu dengan yang lain memiliki bakat khusus yang sama,tetapi kualitasnya berbeda.Misalnya,antara dua orang yang sama-sama memiliki bakat khusus untuk bekerja dengan angka.Orang pertama memiliki kemampuan yang lebih unggul dibandingkan dengan kemampuan orang kedua.
6.       UPAYA PENGEMBANGAN BAKAT KHUSUS REMAJA DAN IMPLIKASINYA BAGI PENDIDIKAN.
        Ada sejumlah langkah yang perlu di lakukan untuk mengembangkan bakat khusus individu , yaitu sebagai berikut :
a.    Mengembangkan situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan bagi anak-anak dan remaja untuk mengembangkan bakat khusus dengan mengusahakan dukungan baik psikologis maupun fisik.
b.   Berupaya menumbuhkankembangkan minat dan motif berprestasi tinggi di kalangan anak dan remaja baik dalam lingkungan keluarga, sekolah.maupun masyarakat.
c.    Meningkatkan kegigihan dan daya juang pada diri anak dan remaja dalam menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan
d.   Mengembangkan program pendidikan berdiferensi di sekolah dengan kurikulum berdiferiensi pula guna memberikan pelayanan secara efektif kepada anak dan remaja yang memiliki bakat khusus.


BAB III
PENUTUP

A.     KESIMPULAN
1.       Istilah intelek berasal dari bahasa intellect yang berarti (a) proses kognitif ,proses berfikir ,daya menghubungkan ,kemampuan menilai dan kemampuan mempertimbangkan :(b) kemampuan mental atau intelegensi.
2.       Tahap perkembangan intelek di bagi menjadi beberapa tahap :
a.       Tahap sensori-motoris (0-2 tahun ).Pada tahap ini anak berada dalam suatu masa pertumbuhan yang di tandai oleh kecenderungan-kecenderungan sensori-motoris yang sangat jelas
b.      Tahap praoperasional (2-7 tahun ).Tahap in disebut juga tahap intuisi sebab perkembangan kognitifnya memperlihatkan kecenderungan yang di tandai oleh suasana intuitif.
c.       Tahap operasional konkret (7-11 tahun).pada tahap ini anak mulai menyesuaikan diri dengan realitas konkret  dan sudah mulai berkembang rasa ingin tahunya .
d.      Tahap operasional formal (11 tahun ke atas ).Pada tahap ini anak telah mampu mewujudkan suatu keseluruhan dalam pekerjaanya yang merupakan hasil berfikir logis,mampu berfikir abstrak , dan memecahkan persoalan  yang bersifat hipotesis.
3.       Hubungan intelek dengan tingkah laku adalah bahwa intelegensi merupakan pernyataan dari tingkah laku adaptif yang terarah kepada kontak dengan lingkungan dan kepada penyusunan pemikiran (interaction theory).
4.       Factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelektual adalah (a)fakta hereditas (b)factor lingkungan ,yang meliputi keluarga,sekolah dan masyarakat.
5.       Upaya membantu perkembangan intelektual peserta didik:(a) pendidik menerima peserta didik secara positif sebagai mana adanya tanpa syarat (b) pendidik menciptakan suasana di mana peserta didik tidak merasa terlalu dinilai oleh orang lain.(c)pendidik memberikan pengertian yaitu dapat memahami pemikiran ,perasaan dan perilaku peserta didik,(d) dapat menempatkan diri dalam situasi peserta didik serta melihat sesuatu dari sudut pandang mereka.
6.       Bakat ada;ah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan baik yang bersifat umum maupun bersifat khusus .Disebut bakat khusus apabila kemampuan berupa potensi tersebut bersifat khusus.bakat khusus di sebut talent ,sedangkan bakat umum (intelektual) disebut dengan istilah gifted.
7.       Ada 5 jenis bakat khusus ,yaitu : (a.)bakat akademik khusus (b)bakat berfikir kreatif-produktif (c) bakat seni (d)bakat kinestik/psikomotorik dan (e) bakat social
8.       Faktor- factor yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus di bagi 2 yaitu :
a.    Factor internal yaitu terdiri dari :minat, motif prestasi, keberanian mengambil resiko,keuletan dalam menghadapi tantangan,kegigihan atau daya juang dalam menghadapi kesulitan yang timbul
b.   Factor ekternalnya yaitu : kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri ,sarana dan prasarana ,dukungan dan dorongan orang tua/keluarga,lingkungan tempat tinggal ,dan pola asuh orang tua.
9.       Upaya pendidikan untuk mengembangkan bakat khusu peserta didik  adalah
a.    Mengembangkan situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan bagi anak-anak dan remaja untuk mengembangkan bakat khususnya dengan mengusahakan dukungan psikologis maupun fisisk
b.   Berupaya menumbuhkembangkan minat dan motif berprestasi yang tinggi di kalangan anak dan remaja baik dalam lingkungan keluarga ,sekolah dan masyarakat
c.    Meningkatkan kegigihan dan daya juang pada diri anak dan remaja dalam menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan
d.   Mengembangkan program pendidikan berdiferensi di sekolah dengan kurikulum berdiferiensi pula guna memberikan pelayanan secara efektif kepada anak dan remaja yang memiliki bakat khusus.
B.      SARAN DAN KRITIK
       



DAFTAR PUSTAKA

Ali ,mohammad dan Asrori ,mohammad.2011.psikologi remaja perkembangan peserta didik .jakarta:Bumi aksara






1 komentar: